Kamis, 04 November 2010

Kota hanyalah kata. Kitalah yang terus mengada, atas segala bentuknya. Kota adalah kita. Yang terus bergerak dan berkata-kata. Yang terus bersuara dengan kepentingan yang sangat beraneka. Manakala pasar harus terbakar, jelas karena api dalam dada dan tengkorak kita yang... terus berkobar. Manakala gunung harus berubah jadi telaga, itu pun karena kita terus bergerak untuk membangun impian yang kita inginkan. Untuk itu, jangan halangi gerak kami, yang kini tengah berusaha ‘menggali’ tanah alon-alon sebuah kota. Sebab, kami tahu, di situlah seperangkat gamelan telah dikubur dalam-dalam. Giri Sungsang...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar