Senin, 14 Februari 2011

Minggu, 13 Februari 2011
Internet Semakin Dekat Atau Menjauhi Manusia
Oleh: Dewi Wulansari (Mahasiswi Sastra Inggris UNDIP)

Internet khususnya situs jejaring sosial di dalamnya, mampu menjadikan manusia bebas mengungkapkan dirinya. Menurut Ludwig Feurbach, kata menjadikan manusia bebas. Siapa tak mampu mengungkapkan diri, ia tak lebih dari seorang budak. Bicara merupakan tindak kebebasan, kata adalah kebebasan itu sendiri. Jejaring sosial lewat internet seperti friendster, facebook, twitter, YM, skypy, blog, pluk dll mampu mengakomodir kebebasan berkata. Yang mana kebebasan berkata merupakan salah satu eksistensi manusia.
Internet dengan situs-situs jejaring sosialnya telah berhasil menangkap kebutuhan-kebutuhan manusia yang paling mendasar yaitu eksistensi dan bersosialisasi. Meskipun, sebenarnya eksistensi yang ditawarkan oleh jejaring sosial itu hanyalah keberadaan bentuk/wujud semunya. Namun, hal tersebut mampu membuat kita menunjukkan diri dalam sisi-sisi yang berbeda, bisa lewat tulisan, foto, komentar, chat dll. Sosialisasipun menjadi lebih mudah dan praktis bahkan ekonomis, sehingga permasalahan jarak, waktu, tenaga, dan biaya bisa terminimalisir. Internet telah membuat kedekatan baik secara emosional, kultural dan personal diantara pribadi satu dengan pribadi yang lain. Jejaring sosial-pun bisa termanfaatkan untuk pencarian link (teman, usaha, karir, jodoh). Hal ini menunjukkan bahwa internet mampu mendekati kebutuhan manusia.
Namun mesin dan penemuan baru ternyata tak bisa bicara apa-apa tentang manusia. Sehebat-hebatnya mesin dan pengetahuan, tetap tidak berpribadi. Kita tidak bisa melihat pribadi yang sesungguhnya dan sebenarnya hanya dengan melihatnya dari jejaring sosial. Karena pribadi seseorang itu tidak hanya bisa dinilai dari kata, ucapan/ungkapan dan fotonya. Pribadi seseorang yang sebenarnya hanya bisa kita lihat dalam penampakan wujud dan peran aslinya dalam bereksistensi dan bersosialisasi di dunia nyata bukan dunia maya. Cara berseksistensi dan bersosialisasi melalui internet, itu seperti kita bereksistensi dan bersosialisai dengan mesin. Yang mana kita akan sangat bergantung pada mesin, malas dalam bertindak dan belajar malas bertindak.
Jika cara bereksistensi dan bersosialisai dengan melalui dunia maya (internet) menjadi budaya, lama-kelamaan semua hal akan beralih dan terselesaikan lewat dunia maya. Ajang pertemuan fisik berpindah ke pertemuan maya, empati dan simpati hanya sebatas ucapan dan ungkapan bukan lagi tindakan. Interaksi yang terjalin dan yang diperoleh bukan lagi hubungan atau interaksi yang dalam/akrab. Hal tersebut manandakan hilangnya sifat-sifat manusiawi manusia yang peduli terhadap lingkungan dan sesamanya. Berkumpul, pertemuan fisik (silaturahmi, diskusi) yang semua hal itu dapat mengasah kepekaan sosial maupun kepekaan emosional semakin luntur karena kebanyakan manusia beralih pada pertemuan maya. Dampak yang paling terlihat adalah semakin tingginya sifat individualis dari seseorang.
Maka dari itu, dalam memanfaatkan teknologi baru seharusnya disertai dengan kebijakan dan pengetahuan. Sehingga, dapat mendatangkan manfaat dan sesuai dengan kebutuhan tanpa mengurangi nilai-nilai dan sifat-sifat manusiawi manusia. Teknologi dimanfaatkan untuk membantu kebutuhan dan kinerja manusia tanpa menyamakan manusia sebagai mesin yang tidak memiliki nilai rasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar