Kamis, 02 Desember 2010

"JIWA"
oleh Desi Dan Dewi pada 20 Mei 2010 jam 20:33
JIWA



Apakah gerangan yang menyebabkan manusia-manusia
Sebelumnya tak saling mengenal, sejenak
Saling memandang, lalu berkehendak,
Tak akan berpisah selama-lamanya?

Apakah gerangan yang mengharukan hati,
Waktu mendengar suara...
Tak pernah didengar sebelumnya,
Lama bak rekuiem berdesing di telinga kami?

Apakah gerangan yang membuat jiwa,
Dalam gembira ria melambung tinggi,
Membuat hati hebat berdetak?
Bila sepasang mata,
Manis memandang mata kami,
Dan kami terima jabat tangan hangat?

Tahukah kau, samudera biru,
Yang mengombak dari pantai ke pantai?
Tahukah kau berkata kepadaku,
Apa dasar keajaiban itu, wahai?

Katakan kepadaku, angin bersayap cepat
dari tempat-tempat jauh kau datang,
Apakah gerangan yang tak dipanggil datang,
Selama-lamanya mengikat hati kuat-kuat?

Wahai! Katakan, surya emas bercahaya-cahaya
Sumber cahaya dan panas alam semesta nan kuasa,
Apa gerangan keajaiban besar itu namanya,
Yang membuat hati dengan nikmatnya,
Melembutkan, melupakan duka,
Yang menghampiri kita di dunia?

Sinar matahari menembus dedaunan,
Jatuh pada pasang naik bergelombang,
Menjadi serba berkilauan, di sekitar serba terang,
Di bawah sinar cahaya matahari keemasan!

Permainan permai dari cahaya dan warna,
Disaksikan mata nan gembira ria
Dan dari dada yang terharu dalam,
Membubung piji syukur yang salam!

Bukan satu keajaiban, melainkan tiga!
Berkilauan di atas indung mutiara yang cair
Dengan huruf berlian tertulis oleh cahaya:
"Cinta, persahabatan, simpati!"

Cinta, persahabatan, simpati,
Riak ombak menggumam menirukan,
Bayu di pepohonan menyanyikan
Kepada anak manusia yang bertanya

Manis terbelai telinga yang mendengarkan
oleh nyanyian gelombang dan angin nan ajaib,
Di seluruh, seluruh dunia
Jiwa yang sama akan berjumpa!

Jiwa yang sama tak memandang warna,
Tak memandang pangkat dan tingkat
Tetapi tangan berjabat
Dalam hal apa pun jua!

Dan bila jiwa telah berjumpa,
Tak dilepaskan lagi ikatan,
Yang mengikat, dan dalam hal apa jua
Meski waktu dan jarak, tetap setia

Suka, duka ditanggung bersama,
Demikian sepanjang hidup!
Duhai! Bahagia nian bertemu dengan jiwa yang sama
Telah tersua harta terkudus.


"dari : Kartini"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar