Kamis, 02 Desember 2010

Sebuah Soneta Cinta "Ciuman Hujan" Pablo Neruda
oleh Desi Dan Dewi pada 20 Agustus 2010 jam 0:44

Ketika...PAGI...







Aku tak mencintaimu seakan kau mawar-bergaram, atau manikam,

atau panah bunga-bunga anyelir yang diluncurkan nyala api.

Aku mencintaimu bak benda-benda gelap tertentu yang dicintai,

dalam rahasia, di anatar bebayang dan jiwa.



Aku mencintaimu bagaikan tanaman yang tak pernah berbunga

namun membawa sinar dari bunga-bunga tersembunyi dalam dirinya;

terima kasih pada cintamu atas harumnya yang penuh,

yang bangkit dari bumi, mukim dalam gelap di tubuhku.



Aku mencintaimu tanpa tahu bagaimana, atau kapan, atau dari mana.

Aku mencintaimu dengan lugas, tanpa banyak soal atau rasa bangga;

begitulah aku mencintaimu sebab aku tak tahu jalan lain



selain ini: di mana aku tak ada, kau juga tak ada,

begitu dekat sehingga tanganmu yang di dadaku tak lain tanganku,

begitu dekat sehingga ketika aku tidur seolah matamulah yang terpejam,







Di Kala SENJA...





Kau mesti tahu bahwa aku tak mencintaimu dan bahwa aku mencintaimu,

sebab segala sesuatu yang hidup mempunyai dua sisi,

sepatah kata adalah satu sayap dari keheningan,

api mempunyai separuh dingin.



Aku mencintaimu untuk mulai mencintaimu,

untuk memulai ketakterbatasan kembali

dan tak pernah berhenti mencintaimu:

sebab itulah mengapa aku tak mencintaimu.



Aku mencintaimu dan aku tak mencintaimu,seolah kugenggam

kunci-kunci di tanganku; untuk masa depan kegembiraan

nasib malang dan kacau balau



Cintaku mempunyai dua kehidupan,untuk mencintaimu;

sebab itulah aku mencintaimu ketika aku tak mencintaimu

dan pula mengapa aku mencintaimu ketika aku mencintaimu









Saat PETANG...





Aku tak mencintaimu- kecuali karena aku mencintaimu;

aku pergi dari mencintaimu ke tak mencintaimu,

dari menunggu ke tak menunggumu

hatiku bergerak dari dingin ke dalam api.



Aku mencintaimu hanya karena engkaulah yang kucintai;

aku membencimu tanpa akhir, dan membencimu menikung ke arahmu,

dan ukuran dari cintaku yang berubah-ubah untukmu

adalah bahwa aku tak bisa memandangmu namun mencintaimu secara buta.



Barangkali cahaya Januari akan melahap

hatiku dengan cahaya kejamnya,

menculik kunciku untuk mencapai ketentraman sejati.



Dalam bagian dari cerita ini aku adalah seorang yang mati,

satu-satunya orang, dan aku akan mati oleh cinta karena aku mencintaimu,

karena aku mencintaimu, kekasih, dalam api dan dalam darah.





Masih...PETANG...







Mungkin...meski aku tak berdarah...aku terluka

berjalan

sepanjang rentang sinar kehidupanmu.

Di tengah-tengah hutan banyu menghentikanku,

hujan berluruhan bersama langitnya.



Lalu kusentuh hati yang gugur, ketika hujan:

di sana aku tahu itu matamu

yang menembusku, ke pedalaman dukaku yang maha luas.

dan hanya sebuah bisikan bebayang yang tampak,



Siapa dia? Siapa dia? Tapi dia tak bernama,

daun atau air gelap yang berderaian

di tengah-tengah hutan, tuli sepanjang jalan:



maka, Kekasihku, aku tahu bahwa aku terluka,

dan tak seorangpun bicara di sana kecuali bebayang,

malam yang berpetualang, ciuman hujan.





MALAM....





Dan kini engkau adalah aku. Istirah dengan mimpimu dalam mimpiku.

cinta dan sakit dan kerja telah pulas, sekarang.

Malam membelokkan roda-roda yang tak tampak.

dan kau murni di sampingku bak batu ambar yang tertidur



Tak ada seorang pun, Kekasih, akan tidur dalam mimpiku. Kau akan pergi,

kita akan pergi bersama, lewati sungai waktu.

Tak seorang pun akan berkelana menerobos bayang-bayang bersamaku,

hanya kau, selalu hijau, selalu surya, selalu bulan.



Tanganmu telah membuka kepalannya yang menyenangkan

dan biarkan tanda-tanda kelembutannya berguguran;

matamu terpejam bagaikan dua sayap kelabu, dan aku bergerak



ke depan, mengikuti lipatan air yang kau bawa, yang membawaku pergi.

Malam, buana, angin mengisarkan takdirnya.

Tanpamu, akulah mimpimu, hanya itu, dan itulah segalanya.







(penyulih:Tia setiadi...makasih ya buat pemberian buku2nya...dan terima kasih telah mengajariku men jadi penulis).





Untuk:seseorang...yang selalu aku sayangi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar