Kamis, 16 Desember 2010

MENDULANG EMAS
oleh Dimas Arika Mihardja pada 16 September 2010 jam 11:16

MENDULANG EMAS



/1/

sepanjang aliran batang bungo hingga batanghari

kudulang butiran emas dari rasa cemas yang kandas

telah kuayak butiran puisi sembari bernyanyi:

sudah bebas negeri imaji!



/2/

kurangkai kalung buatmu, kekasih

kupajang pada jenjang leher angsa putih

suara burung pedasih:

nyanyian lirih!



/3/

kubentuk liontin berbentuk daun waru

senyum wktu mengambang di bibirmu

rasa rindu rindang di kebun belakang:

kita saling pandang di bawah purnama!



/4/

kulepas kepergian puisi

saksi perjalanan sunyi:

menapak jalan sufi!



/5/

pada etalase berdinding kaca

kupajang 'kalung buat teman' *)

acep syahril menggigil mindah nasib sendiri:

indonesia terus berlari!



/6/

telah kubaca arsitektur hujan

konser kecemasan hutan

seperti pariksit di atas menara, penjara

lalu lahirlah upacara gerimis



/7/

duka-Mu abadi dalam simphoni

hujan bulan juni

abad yang berlari:

tinggalkan luka puisi!



/8/

mimbar penyair abad 21

mengundang langkah kaki

mendulang makna silaturahmi:

puisi bernyanyi sendiri!



/9/

ketika jarum jam leleh

dan lelah berdetak

bengkel puisi terus bernyanyi:

pusaran waktu menggurat jejak sajak!



/10/

sajak emas: 200 puisi sexy

melenggok sendiri

mendulang mimpimimpi!





catatan hati:

dalam puisi ini banyak jejak yang terus menapak:

afrizal malna, micky hidayat dkk, acep syahril

goenawan mohamad, sapardi djoko damono, subagio sastrowardoyo



bengkel puisi swadaya mandiri, september 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar