Kamis, 16 Desember 2010

SAJAK LOLONG SEPANJANG LORONG
oleh Dimas Arika Mihardja pada 28 November 2010 jam 17:29

SAJAK LOLONG SEPANJANG LORONG







menatap mulut lorong ini aku dengar lolong

menyisir lekukliku rindu yang rindang

masuk di ruang gelap semalaman aku meraba kelam

mabuk di celah bukit dan lembah yang basah

ada desah pasrah menggelinjang di ranjang

aku pun terbang di sela stalagtit dan stalakgit menebar berjuta magnit

melangitkan cinta rindu

menggigilkan rasa girang yang rindang

yang merinding

mulai kupahami :

hidup dari lorong ke lorong

dari rahim ke rahim-Nya



lalu sepi menyileti

dan nyeri ngucap kalimat tobat

hati kembali suci terkafani

sepikat cinta, sepekat noda dosa

kembali memisteri : lorong di hidung

menafaskan hidup;

lolong di sepanjang lorong

jalan dan gang mengejang

mengajak pulang

ke asal mula lorong:

a l a n g k a h p a n j a n g

lolong di lorong ini saat senyap kembali mengerjap

dan menyergap!





bengkel puisi swadaya mandiri jambi, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar